Universitas Gadjah Mada Smart Farming
Teknik Pertanian & Biosistem
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Tentang Kami
  • Prestasi
  • Publikasi
  • Komunitas (CoP)
  • Kontak Kami
  • Beranda
  • Target
  • Akademisi
  • Desain Sistem Kontrol Ruang Pertumbuhan Ulat Sutera Untuk Meningkatkan Kualitas Produksi Sutera Alam

Desain Sistem Kontrol Ruang Pertumbuhan Ulat Sutera Untuk Meningkatkan Kualitas Produksi Sutera Alam

  • Akademisi
  • 1 September 2017, 11.26
  • Oleh: admin
  • 0

Sobat smart-farmer, kali ini kita akan membahas mengenai aplikasi sistem kontrol pada sistem produksi ulat sutera. Penelitian ini dilaksanakan oleh Prof. Lilik Sutiarso, Dr. Atris Suyantohadi, dan Dr. Hari Purwanto dengan judul “Desain Sistem Kontrol Ruang Pertumbuhan Ulat Sutera Untuk Meningkatkan Kualitas Produksi Sutera Alam”. Artikel ini dipublikasikan di Jurnal Agritech, Fakultas Teknologi Pertanian pada tahun 2004. Berkikut ini abstrak yang dapat kita simak:

Permintaan sutra mentah dunia memberi kesempatan besar untuk pengembangan produksi sutera mentah di Yogyakarta. Baru-baru ini, hanya 21% dari keseluruhan permintaan sutra mentah yang terpenuhi, sedangkan Indonesia hanya menyumbang 0,1% per tahun. Masalah utamanya adalah minimnya kualitas sutera mentah. Pertumbuhan ulat sutra yang optimal bergantung pada lingkungan mikro, i. E. suhu, kelembaban, aerasi, dan intensitas cahaya. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan teknologi “on / atau kontrol otomatis” dalam pengawasan lingkungan pembibitan ulat sutera. Hasil yang diharapkan adalah kualitas kepompong berkualitas tinggi. Dalam penelitian ini, dua kondisi yang berbeda dari lingkungan pertumbuhan ulat sutera dibandingkan: lingkungan yang terkendali. (dalam kotak pembungaan) dan lingkungan normal Kemudian dari tahap instar ketiga (tahap pertumbuhan ulat sutra) ke tahap kepompong (tahap akhir atau instar kelima), suhu dan udara dilembabkan pada suhu 24 ° C – 26 ° C dan 70% – 80 Sementara, Aerasi dan intensitas cahaya berkisar 0,1 – 0,3 m / s dan 15 – 30 lux untuk semua tahap instar (konstan) masing-masing. Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase tingkat kulit kokon pada pembesaran yang dikendalikan. lingkungan (19,66%), dibandingkan dengan hasil lingkungan pemeliharaan normal (18,56%), juga ada hasil yang berbeda secara signifikan pada ketebalan kepompong yang dihasilkan.

Artikel selengkapnya dapat dilihat sebagai berikut:

Apabila sobat smart-farmer tertarik dengan penelitian ini, mari bergabung di forum untuk berdiskusi dengan penulis dan juga pakar-pakar smar-agriculture lainnya. Untuk bergabung di forum, silakan daftar disini.

Salam

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Komentar Terbaru

  • Digitalisasi Tech on Webinar IMATETANI – Implementasi Teknologi Internet of Things (IoT) untuk Smart Farming
  • nabila putri on Pengenalan Field Monitoring System
  • Mangaip Blog on Webinar IMATETANI – Implementasi Teknologi Internet of Things (IoT) untuk Smart Farming
  • Emilia on Perancangan Sistem Informasi Kebutuhan Dosis Pupuk Berbasis Web Di Kebun Buah Nawungan Selopamioro Kabupaten Bantul
  • ahmad on Review – Analisis Big Data dalam Bidang Pertanian
Universitas Gadjah Mada

Menara Ilmu Smart Farming

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN & BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Jln. Flora 1. Bulaksumur 55281 Yogyakarta Indonesia
  smart-farming.tp@ugm.ac.id
  +62-274-563-542
  +62-274-563-542

© Universitas Gadjah Mada 2017

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju