Saat ini produk pertanian dan pangan dituntut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif, hal tersebut tidak diikuti dengan meningkatnya jumlah lahan pertanian bahkan sebaliknya, saat ini lahan pertanian justru mengalami penurunan. Disisi lain, pengaruh negatif pertanian pada lingkungan pun harus semakin diperhatikan agar lahan pertanian dapat dimanfaatkan terus menerus dalam kurun waktu yang lama, karena kebutuhan pertanian yang semikin tinggi sehingga diperlukan produksi produk pertanian yang tinggi dengan kualitas yang baik serta proses pertanian yang tidak merusak lingkungan. Oleh sebab itu perlu adanya penerapan pertanian presisi sebagai solusi dari permasalahan tersebut.
Menurut Whelan dan Taylor (2013) Pertanian presisi adalah sistem pertanian terpadu berbasis pada informasi dan produksi, untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan profitabilitas produksi pertanian dari hulu ke hilir yang berkelanjutan, spesifik-lokasi serta meminimalkan dampak yang tidak diinginkan pada lingkungan.
Namun dalam upaya penerapan pertanian presisi masih banyak hal yang perlu diperhatikan dan diperbaiki seperti, perlu adanya informasi mengenai lingkungan baik itu suhu, kelembapan, intensitas cahaya, lengas tanah dan setiap hal yang dibutuhkan tanaman untuk berkembang secara optimal. Informasi tersebut sangat diperlukan agar dalam proses penambahan input maupun penanganan pertanian dapat dilakukan secara tepat.
Informasi yang diperlukan pun harus bersifat spesifik dan dinyatakan secara kuantitatif sehingga penanganan dapat dilakukan dengan baik, misalnya untuk menyatakan temperatur diperlukan informasi dalam satuan oC atau dalam satuan temperatur lainnya, bukan hanya menyatakannya sebagai panas, dingin dan sedang.
Dalam upaya penerapan pertanian presisi, banyak aspek yang perlu diperhatikan seperti jumlah pemberian pupuk, pestisida, keadaan lingkungan dan berbagai aspek lainnya. Untuk mengetahui keadaan lingkungan diperlukan adanya monitoring secara berkala untuk mengetahui kondisi lingkungan tersebut, karena lingkungan bersifat statis sehingga keadaannya selalu berubah oleh sebab itu diperlukan adanya Environment monitoring yang berfungsi untuk mengetahui keadaan lingkungan secara berkala, agar dapat melakukan tindakan yang diperlukan jika dinilai lingkungan tidak optimal untuk tumbuh kembang tanaman.
Dikutip dari jurnal Perancangan Wireless Sensor Network Dalam Sistem Monitoring Lingkungan, dalam jurnal tersebut telah disebutkan beberapa penelitian mengenai Environment monitoring diantaranya, Pada paper Novian Habibie, dkk. kemampuan Wireless Sensor Network (WSN) dalam sistem operasi secara real time, portable, low source dan sukses untuk memonitoring konsentrasi CO2. Namun pada riset ini hanya mendeteksi konsentrasi dalam ruangan dan pada titiktitik lokasi tertentu. Penilitian lain yang dimuat dalam jurnal yaitu pada paper Patrcicia Moreeale, dkk. menghasilkan riset yang berjudul A Green Wireless Sensor Network for Environmental Monitoring and Risk Identification yang memiliki kemampuan memonitoring suhu, kelembaban, tekanan udara dan cahaya dan sistem dilakukan secara Real time. Secara keseluruhan kinerja model prediksi sudah positif. Namun tidak membuktikan bahwa sistem memiliki perluasan dan fungsionalitas untuk memprediksi pembacaan waktu dan tanggal. Sedangkan pada jurnal ini hanya dilakukan perancangan awal baik secara perangkat keras dan perangkat lunak sebelum melakukan pembuatan Environment monitoring system.
Sedangkan pada jurnal lain, terdapat beberapa penelitian mengenai Environment monitoring seperti pada jurnal berjudul Implementasi Wireless Sensor Node Sebagai Pendukung Pertanian Modern Berbasis Pemrograman State Machine, dalam jurnal tersebut dilakukan perancangan dan pengujian Environment monitoring dengan beberapa sensor diantaranya sensor LDR, sensor kelembapan tanah yang terdiri dari kombinasi YL-38 dan YL-69, sensor DHTII dengan menggunakan mikrokontroler ATMega 328 dan menggunakan pemrograman State Machine. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa penggunaan program state machine dalam field monitoring berjalan dengan baik.
Pada jurnal lainnya yang berjudul Perancangan Dan Realisasi Sistem Monitoring Parameter Tanah Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel dilakukan Environment monitoring untuk melihat kondisi tanah dengan menggunakan jaringan sensor nirkabel, penelitian ini menggunakan sensor suhu dan kelembapan, dengan mikrokontroller ATMega16. Dari hasil penelitiannya sensor berfungsi dengan baik, namun sensor suhu memiliki nilai eror sebesar 1,13oC.
Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk membuat sistem monitoring dengan menggunakan wemos lolin32 lite serta melakukan evaluasi terhadap sistem monitoring tersebut sehingga didapatkan sistem monitoring yang dapat merepresentasikan kondisi lingkungan dan low maintenance.
Metodologi Penelitian
Perancangan Dan Evaluasi Sistem Monitoring Kondisi Lingkungan Pada Ruang Tumbuh Tanaman Berbasis Wireless Sensor Network Wemos Lolin32 Lite akan dilakukan dengan menggunakan Wireless sensor network sebagai monitoring lingkungan dan mikrokontroler sebagai pemrosesan, sedangkan untuk tahapannya dilakukan dilakukan beberapa tahapan diantaranya,
Pada penelitian ini digunakan sensor SHT11 sebagai sensor temperatur dan kelembapan, sensor TSL2561 sebagai sensor cahaya dan Wemos Lolin32 sebagai mikrokontroler.
Pada penelitian ini dilakukan perancangan monitoring lingkungan dengan menggunakan Wemos Lolin32 dengan harapan dapat membuat sistem monitoring kondisi lingkungan dengan low maintenance dan low cost, namun tetap dapat merepresentasikan kondisi lingkungan secara real time.
Daftar Pustaka
Aryanti, Pujiana, D, & Handayani, A 2017, ‘Perancangan Wireless Sensor Network Dalam Sistem Monitoring Lingkungan’, Computer Science and ICT, Vol.3 No.1.
Priyambadha, B, Wibowo, R & Akbar, S 2018, ‘Implementasi Wireless Sensor Node Sebagai Pendukung Pertanian Modern Berbasis Pemrograman State Machine’, Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Vol.2, No. 6.
Susana, R 2013, ‘Perancangan Dan Realisasi Sistem Monitoring Parameter Tanah Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel’, Jurnal Informatika, Vol.4, No.2.
Novian, H, Rindra, W, dkk 2016, ‘CO2 Monitoring System For Prototype Of Building Air Quality Management Using Wireless Sensor Network’, Intl. Journal on ICT, Vol. 2, No. 2.
Patricia, M, Feng, Q & Paul, C 2010, A Green Wireless Sensor Network for Environmental Monitoring and Risk Identification, Intl. Journal on ICT, Vol. 10, No. 10.
Bagus Prayogo
Penulis saat ini sedang menyelesaikan tugas akhir dengan topik penelitian mengenai Perancangan Sistem Monitoring Lingkungan Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian UGM