Bogor, 16 Oktober 2019. Tim Mahasiswa Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada berhasil memperoleh Juara II ditingkat Internasional. Kali ini dari ajang Agricultural Engineering for Sustainable Agriculture Production (AESAP) Student Design Competition 2019 yang diselenggarakan di IPB Convention Center pada 14 – 15 Oktober 2019. Kompetisi ini merupakan kegiatan dua-tahunan bagi mahasiswa Teknik Pertanian/ Agricultural Engineering (AE) se-ASEAN untuk memaparkan desain mereka dalam bidang Teknik Pertanian dan Biosistem.
Kompetisi ini mengusung tema “Contribution of Bio-system Engineering for Sustainable Agriculture toward Industrial Revolution 4.0”, AESAP Student Design Competition 2019 hanya mengundang lima tim terbaik sebagai finalis. Tim UGM yang beranggotakan Lukas Wiku, Ahmad Fajar Maulana, dan Dian Fatmawati berhasil lolos sebagai salah satu finalis yang kemudian diundang untuk mempresentasikan hasil desainnya secara langsung di hadapan juri dari berbagai negara perwakilan diantaranya dari Philipine, Jepang, Malaysia dan Indonesia.
Produk desain yang dikembangkan Lukas dkk. adalah Sistem Irigasi Otomatis pada lahan pertanian padi dengan metode System of Rice Intensification (SRI). Peralatan ini mampu mengatur bukaan pintu air dalam mensupplai kebutuhan air sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman padi yang mengikuti kaidah bercocok tanam hemat air dengan metode SRI. Fase pertumbuhan tanaman padi meliputi fase vegetative dengan ketinggian air sekitar 0,5 cm, masa penyiangan dengan ketinggian air sekitar 2 – 3 cm, fase generative dengan ketinggian air sekitar 0,5 cm, dan masa panen dengan kondisi air dikeringkan dengan pengurasan (drainase).
Peralatan yang mendukung pengendalian tinggi muka air ini dikembangkan di Smart Agriculture Research, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem UGM dibawah bimbingan Dr. Andri Prima Nugroho. Komponen utamanya menggunakan mikrokontroller (Wemos WSP8266) yang dilengkapi dengan sensor tinggi muka air yang berbasis konduktivitas listrik. Perubahan konduktivitas listirik dibaca sebagai perubahan tegangan analog pin untuk kemudian digunakan untuk aktivasi bukaan katup pipa air sebagai aktuator. Hasil pembacaan dan pengontrolan muka air dikirimkan dan dicatat secara otomatis menggunakan teknologi cloud memanfaatkan WiFi dari GSM untuk pengiriman datanya.
Desain sistem yang dipresentasikan Tim UGM berhasil mendapat Juara II setelah menyisihkan tim dari Romblon State University Philiphine, Universitas Brawijaya, dan Universitas Sriwijaya.
“Alhamdulillah, meskipun dengan persiapan yang terbilang singkat, penjurian yang ketat dan dewan juri yang kritis, kita bisa mengoptimalkan apa yang kita rancang dan dan bisa menyabet gelar juara” ujar Lukas selaku ketua tim setelah pengumuman.
“Meskipun belum bisa menjadi Juara I, harapannya hal ini dapat menjadi motivasi sekaligus pemicu semangat bagi teman-teman mahasiswa lain untuk berinovasi dan menghasilkan sesuatu yang baru untuk memajukan bidang pertanian dengan sentuhan Teknologi” tutup Andri Prima Nugroho yang turut mendampingi saat momen penyerahan hadiah.