Pengendalian Iklim Mikro Berbasis Cloud Technology
Iklim mikro adalah faktor-faktor kondisi iklim setempat yang memberikan pengaruh langsung terhadap fisik pada suatu lingkungan. Masalah yang sering timbul dalam budidaya tanaman konvensional adalah sulitnya untuk memantau kondisi lingkungan karena terus-menerus berubah. Oleh karena itu, diperlukan sistem monitoring yang dapat bekerja secara kontinyu dan realtime untuk memecahkan masalah tersebut.
Penggunaan Cloud Technology dapat mempermudah dalam pengelolaan data monitoring kondisi lingkungan secara real time. Cloud Technology sendiri merupakan teknologi yang memanfaatkan layanan internet menggunakan cloud server yang bersifat virtual dengan tujuan pemeliharaan data. Dengan adanya Cloud Technology maka data yang ada dapat diakses sewaktu-waktu sehingga mempermudah pekerjaan. Penyimpanan data dengan cloud server-pun dapat mengurangi beban penggunaan penyimpanan data lokal seperti SD card, flashdisk dan sebagainya. Untuk itu, diperlukan sebuah sistem monitoring lingkungan yang dapat memonitor kondisi lingkungan secara real-time berbasis Cloud Technology.
Perancangan Sistem
Perancangan sistem kerja dari alat monitoring kondisi lingkungan yang terintegrasi dengan cloud server merupakan salah satu skema yang dibangun untuk pengembangan pertanian presisi. Kerangka pemikiran perancangan sistem monitoring kondisi lingkungan dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3. 1. Kerangka pemikiran perancangan sistem monitoring
Sistem monitoring kondisi lingkungan dirangcang untuk dapat membaca suhu, kelembaban, intesitas cahaya dan kada lengas tanah pada budidaya tanaman didalam ruangan. Data-data tersebut selanjutnya akan dikirim ke gateway untuk diteruskan ke cloud database untuk disimpan. Penggunaan cloud database sebagai penyimpanan akan mempermudah untuk memonitor kondisi lingkungan secara real time dan dapat dilakukan dimanapun dengan bantuan sinyal GSM atau internet. Pemberian treatment kondisi lingkungan akan diatur oleh beberapa kontrol seperti AC, growth light dan irigasi otomatis.
Gambar 3.2. Rangkaian mikrokontroler dalam toolbox
Adapun pembacaan kondisi lingkungan dilakukan dengan bantuan sensor yang dikontrol oleh mikrokontroler. Menggunakan Wemos D1 mini (1) sebagai kontrolernya, sistem monitoring ini dilengkapi dengan beberapa komponen seperti yang dapat dilihat pada gambar 3.2 yaitu sensor suhu dan kelembaban SHT22 (2), sensor lengas tanah WD3 (3), relay 1 channel (4) dan sensor intensitas cahaya TSL2561 (5).
Hasil Monitoring Secara Real Time
Gambar 3.3. merupakan tampilan Chamber yang telah dipasangi rangkaian mikrokontroler/alat monitoring dan ditutup kain hitam guna mengurangi pengaruh lingkungan luar yang dapat mengganggu proses pengamatan. HAsil pembacaan alat kemudian dikirim ke cloud database untuk disimpan dan phpMyAdmin sebagai cloud database management. Data kondisi lingkungan yang disimpan ialah data suhu, kelembaban, intesitas cahaya, kadar lengas dan durasi irigasi. Pengiriman data dilakukan dengan interval 5 menit sekali atau saat terjadi kontrol irigasi.
Gambar 3.3. Tampilan Growth Chamber keaadaan tertutup
Cloud database management selanjutnya terhubung dengan website agrieye guna memudahkan pemantauan data hasil monitoring secara real time. Data yang ditampilkan merupakan data terbaru sedangkan data keseluruhan tetap tersimpan dalam cloud-database. Contoh tampilan data pada website ditunjukkan pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4. Tampilan website untuk mengakses data secara real-time
Website agrieye juga dapat menampilkan data-data hasil monitoring menjadi tampilan grafik seperti Gambar 3.5. Grafik tersebut berfungsi untuk mempermudah pengamatan perubahan kondisi lingkungan yang diamati secara real time. Selanjutnya, keseluruhan datahasil monitoring yang telah tersimpan dalam Cloud database management dapat diunduh dan diproses lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan.
Gambar 3.5. Tampilan grafik data terbaru di agrieye
[simple-author-box]