Salah satu bentuk pengelolaan irigasi adalah pengamatan dan pencatatan tinggi muka air pada bangunan ukur debit, kegiatan ini biasanya dilakukan secara manual. Salah satu kelemahan pencatatan secara manual ini adalah kurang efektif dan efisien seringkali petugas tidak teliti dan lupa dalam membaca tinggi muka air. Perlu adanya alat pemantau tinggi muka air secara otomatis dan real-time khususnya untuk saluran irigasi sekunder dan tersier untuk memudahkan pemantauan dan pencatatan serta untuk mencapai pengelolaan jaringan irigasi yang efektif dan efisien guna mendukung program modernisasi irigasi.
Monitoring Tinggi Muka Air Otomatis
Sensor pada AWLMS akan mengukur ketinggian muka air pada suatu saluran, data ketinggian muka air kemudian dikirim menggunakan koneksi Internet yang bersumber dari router yang dipasang di rumah pengamat yang terletak tidak jauh dari saluran pengukuran. Data akan dikirimkan setiap lima menit sekali sehingga dapat dimonitor secara real-time. Saat koneksi Internet terputus data akan disimpan pada penyimpanan lokal dan akan dikirim ke cloud server saat koneksi Internet kembali tersambung, sehingga kemungkinan data lost dapat diminimalisir.
Pengembangan Sistem
AWLMS yang dirancang berbasis mikrokontroller Wemos D1 Mini dengan sensor jarak ultrasonik tipe US-100 yang dilengkapi dengan data logger module dan charging module serta baterai sebagai sumber daya alat. Solar panel pada AWLMS berfungsi untuk mengisi ulang daya baterai sehingga alat dapat beroperasi secara terus menerus.
Kinerja Monitoring Ketinggi Muka Air di Flume Saluran Irigasi Sekunder
Pengujian AWLMS di flume saluran sekunder BBG4, Bedegolan dilakukan untuk mengetahui kinerja monitoring tinggi muka air pada kondisi real. Data tinggi muka air kemudian diubah menjadi debit dengan persamaan yang telah tersedia untuk saluran tersebut. AWLMS mampu memonitor perubahan tinggi muka air dengan baik. Data tinggi muka air terbesar yang terekam oleh AWLMS adalah 53 cm dengan debit air sebesar 623,198 lt/detik yang terjadi pada tanggal 1 Juni 2020. Data 0 cm pada hasil monitoring menunjukan bahwa saat itu kondisi saluran sedang kering, hal ini disebabkan oleh penutupan. Perubahan tinggi muka air pada saluran irigasi disebabkan oleh hujan ataupun pengaturan pintu intake di saluran irigasi. Pada kasus ini faktor yang sangat mempengaruhi perubahan tinggi muka air adalah pengaturan pintu intake pada saluran irigasi.
[simple-author-box]