“Mobile Mecavision: Automatic Plant Monitoring System as a Precision Agricultural Solution in Plant Factories” adalah penelitian mahasiswa Teknik Pertanian, Anggit Wijanarko dibawah bimbingan Dr. Andri Prima Nugroho, Dr. Rudiati Evi Masitoh, dan Prof. Lilik Sutiarso. Penelitian ini tergabung pada kelompok penelitian Smart Agriculture.
Target
Three-Dimensional (3D) Reconstruction for Non-Destructive Plant Growth Observation System Using Close-Range Photogrammetry Method adalah salah satu penelitian mahasiswa Teknik Pertanian & Biosistem M. Andi Akbar Arif dibawah bimbingan Dr. Andri Prima N., Dr. Rudiati Evi M. dan Prof. Lilik Sutiarso. Penelitian ini tergabung pada Smart Agriculture Research Group, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Universitas Gadjah Mada.
Sistem yang dirancang terdiri dari alat pemindai tanaman berbasis web-camera yang akan melakukan pengambilan data foto pada objek tanaman. Data foto tanaman yang telah didapatkan kemudian akan diolah menjadi objek tiga-dimensi pada software. Terakhir dilakukan proses pengukuran volumetrik terhadap objek tiga-dimensi tanaman tersebut. Tingkat keakuratan pada metode ini dilakukan dengan cara memvalidasi hasil dari pengukuran volume objek tiga-dimensi dengan pengukuran volume secara konvensional.
Menjadi seorang urban gardener, seringkali saya ditanya oleh teman yang kebetulan berkunjung dengan kalimat ” mengapa tidak menanam brokoli?” ; “mengapa tidak menanam tanaman selada?” atau “mengapa tanamannya tidak selengkap dulu?” dan pertanyaan-pertanyaan lain yang mengharuskan saya menjelaskan panjang lebar mengenai karakter masing-masing tanaman yang ditanyakan atau menjelaskan musim apa yang cocok untuk menanam tanaman tertentu agar bisa tumbuh optimal.
Hidup di negara tropis yang memungkinkan bisa bertanam aneka tanaman sepanjang tahun bukan berarti semua jenis tanaman yang ditanam bisa hidup dengan baik sepanjang tahun pula. Perguliran waktu dari hari ke hari dalam satu tahun, lokasi tempat bertanam sangat berpengaruh dalam pemilihan jenis tanaman yang dihasilkan. Sebagai misal, seorang urban gardener yang tinggal di Bandung akan bisa menanam aneka sayuran bernilai ekonomis tinggi seperti brokoli, paprika, timun kyuri, dan zucchini dengan mudah sepanjang tahun, karena ketinggian tempat serta iklim mikro di sekitar tanaman relatif stabil dari waktu ke waktu.
Teknologi hidung elektronik (e-nose) menjadi salah satu teknologi baru (emerging technology) yang banyak dikaji oleh peneliti. Keinginan untuk dapat membantu dan atau menggantikan indera penciuman biologis sebagai salah satu perangkat ukur mutu suatu produk telah mendorong banyak peneliti untuk mengembangkan teknologi tersebut.
Tidak hanya sifat pengukurannya yang lebih obyektif, e-nose memungkinkan dirancang untuk tujuan khusus yang lebih spesifik dibandingkan dengan indera penciuman biologis. Berita terbaru, perangkat e-nose telah dikembangkan untuk mengidentifikasi adanya infeksi virus Covid-19 hanya dengan menggunakan udara pernafasan.
Dalam proses pengolahan kopi sekunder, sangrai merupakan proses yang berperan penting dalam pembentukan citarasa produk kopi. Untuk menjamin mutu yang baik, proses sangrai harus dimonitor dan dievaluasi secara terus-menerus hingga target derajat sangrai yang dikehendaki dapat dicapai.
Industri pengolahan kopi sekunder umumnya menggunakan metode konvensional, yaitu dengan mempercayakan kegiatan monitoring dan pengendalian proses sangrai pada operator yang telah dilatih. Beberapa metode monitoring mutu sangrai telah dikaji oleh beberapa peneliti, yang secara umum dapat dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok peneliti yang focus pada penggunaan parameter fisik biji kopi selama sangrai dan sebagian lain menitikberatkan pada parameter mutu kimia dari proses sangrai tersebut.
Irigasi menjadi bagian penting dalam kegiatan usaha tani. Seiring dengan semakin terbatasnya sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian tersebut, petani modern mulai menerapkan metode pemberian air pada tanaman budidaya secara presisi, yaitu sebuah cara pemberian air yang menggunakan dasar ukuran tertentu. Dengan kata lain, pemberian air tidak dilakukan semaunya, tetapi didasarkan atas kebutuhan tumbuh tanaman. Untuk tujuan tersebut, penerapan sistem pengaturan pada pemberian air irigasi banyak dikembangkan.
Indonesia sebagai negara agraris tidak lepas dari permasalahan yang menghambat peningkatan produksi pertanian salah satunya serangan hama dan penggangu tanaman. Maka dari itu diperlukan sebuah konsep pengendalian hama terpadu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Salah satu metode dalam pengendalian hama terpadu yang digunakan adalah pengendalian berbasis gelombang suara (akustik).
Sobat Smart Farmer, bioakustik merupakan ilmu biologi terapan yang mempelajari mengenai karakteristik suara, organ suara, fungsi suara, analisis suara, dan manfaat suara pada hewan. Sinyal akustik yang dihasilkan oleh serangga dapat dijadikan sumber informasi mengenai keberadaan dan perilakunya.
Dewasa ini, produksi padi di Indonesia sempat mengalami penurunan. Seperti di Yogyakarta, terjadi penurunan sebesar 0,18%. Salah satu penyebabnya adalah serangan hama pada tanaman budidaya. Maka dari itu perlu dilakukan penanggulangan berupa pengendalian hama terpadu. Metode yang banyak digunakan yaitu Passive Acoustics Monitoring. Sobat Smart Farmer, metode ini memanfaat sinyal akustik dari organisme untuk memonitoring pola perilaku oragnisme satu dengan yang lain. Serangga jangkrik merupakan salah satu organisme yang bisa menjadi hama tanaman. Dengan menggunakan metode ini periode waktu aktif serangga jangkrik akan dapat diketahui.
Sejalan dengan berlangsungnya revolusi industri menuju era industri 4.0 telah membawa perubahan yang sangat signifikan, tidak hanya pada bergesernya jenis teknologi yang kita gunakan, tetapi lebih penting lagi adalah perubahan pola pikir (mindset) dalam memasuki era industri yang baru ini. Hal ini memberikan pengaruh terhadap arah pembangunan nasional yang tadinya bertumpu pada sektor pertanian menjadi industri yang kemudian berdampak pada wajah sistem pertanian Indonesia.
Sistem pertanian tidak lagi hanya dipersepsikan sebagai kegiatan bercocok tanam saja semata, tetapi pertanian merupakan bagian sistem industri yang ditandai dengan transformasi bahan baku (raw materials) menjadi produk pertanian (agricultural products) yang siap untuk dimanfaatkan dan memiliki nilai tambah, baik dari aspek ekonomi, sosial maupun lingkungan. Paling tidak ada tiga tahapan dalam sistem industri pertanian yang dapat diidentifikasi, yaitu; (i) sub sistem penyediaan bahan baku, (ii) sub sistem pengolahan, dan (iii) sub sistem distribusi dan pemasaran.
Pengendalian Iklim Mikro Berbasis Cloud Technology
Iklim mikro adalah faktor-faktor kondisi iklim setempat yang memberikan pengaruh langsung terhadap fisik pada suatu lingkungan. Masalah yang sering timbul dalam budidaya tanaman konvensional adalah sulitnya untuk memantau kondisi lingkungan karena terus-menerus berubah. Oleh karena itu, diperlukan sistem monitoring yang dapat bekerja secara kontinyu dan realtime untuk memecahkan masalah tersebut.
Penggunaan Cloud Technology dapat mempermudah dalam pengelolaan data monitoring kondisi lingkungan secara real time. Cloud Technology sendiri merupakan teknologi yang memanfaatkan layanan internet menggunakan cloud server yang bersifat virtual dengan tujuan pemeliharaan data. Dengan adanya Cloud Technology maka data yang ada dapat diakses sewaktu-waktu sehingga mempermudah pekerjaan. Penyimpanan data dengan cloud server-pun dapat mengurangi beban penggunaan penyimpanan data lokal seperti SD card, flashdisk dan sebagainya. Untuk itu, diperlukan sebuah sistem monitoring lingkungan yang dapat memonitor kondisi lingkungan secara real-time berbasis Cloud Technology.
Komentar Terbaru