Evapotranspirasi dan kadar lengas tanah merupakan dua parameter yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian terhadap kondisi lingkungan. Evapotranspirasi dan kadar lengas sangat erat hubungannya dengan kebutuhan air pada tanaman. Evapotranspirasi dan kadar lengas tanah dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan radiasi matahari. Pada penelitian ini dilakukan perancangan peralatan monitoring evapotranspirasi dan kadar lengas tanah untuk mengamati perilaku laju evapotranspirasi dan kadar lengas tanah pada tanaman.
2018
Monitoring kondisi lingkungan merupakan salah satu bentuk penerapan manajemen pertanian presisi dengan tujuan untuk memberikan informasi kondisi lingkungan secara real-time. Pada penelitian ini dilakukan perancangan peralatan monitoring kondisi lingkungan menggunakan Jaringan Sensor Nirkabel (JSN) untuk meningkatkan fleksibilitas dalam penerapannya di lapangan serta memanfaatkan tenaga surya sebagai sumber dayanya sehingga mengurangi ketergantungan pada suplai listrik dari PLN. Peralatan monitoring kondisi lingkungan terdiri dari komponen monitoring node dan gateway node. Monitoring node menggunakan Arduino Fio sebagai unit mikrokontroler, sedangkan gateway node tersusun atas Arduino Ethernet yang dihubungkan dengan router Wi-Fi GSM untuk terkoneksi ke Internet.
Hidroponik merupakan teknik bercocok tanam tanpa menggunakan tanah melainkan menggunakan larutan nutrisi. Tanaman membutuhkan nutrisi mikro dan makro yang terdapat dalam larutan nutrisi untuk tumbuh. Salah satu permasalahan yang mengakibatkan menurunnya produksi tanaman hidroponik adalah tercemarnya larutan hidroponik dengan pathogen, bakteri, dan alga.
Metode yang efektif untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan memanfaatkan UV sterilizer dimana sinar UV memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari cahaya tampak. Pada panjang gelombang tertentu sinar UV dapat membunuh bakteri, virus dan mikroorganisme. Namun selain membunuh bakteri dan mikroorganisme, sinar UV juga dapat membunuh kandungan dalam larutan nutrisi yang dibutuhkan tanaman seperti kandungan besi. Sebagai unsur yang penting bagi tanaman, besi mempunyai peran penting dalam metabolisme tanaman seperti yang dijelaskan oleh Mehraban (2008).
Sobat Smart Farmer, berikut ini kami sajikan poster penelitian mengenai pengembangn sistem monitoring pertumbuhan tanaman berbasis jaringan sensor nirkabel yang digunakan pada budidaya hidroponik di plant factory. Penelitian ini dilaksanakan oleh Zaidan Alif Muttaqin melalui skema penelitian kerjasama Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada dengan Faculty of Engineering and Agroindustry, Maejo University, Thailand. Penelitian ini difokuskan pada perancangan dan evaluasi kinerja sistem monitoring. Evaluasi kinerjanya pada budidaya tanaman sayur di plant factory skala Lab di Maejo Thailand.
Penelitian mengenai pemanfaatan informasi dalam sistem produksi pertanian saat ini mendapatkan perhatian khusus, dengan maraknya pendekatan penelitian berbasis penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Information and communication technology). Penggunaan teknologi in imemungkinkan perekaman secara mendetil proses-proses yang terlibat mulai dari hulu sampai dengan hilir, mulai dari lingkungan (environment) juga sampai pada tanaman (crop). Data yang disimpan dalam basis data (database) semakin lama semakin besar, seiring berjalannya waktu pengamatan dalam proses produksi. Analisis data yang tersimpan dalam jumlah besar biasa disebut dengan Big Data Analysis atau analisis data besar.
Indonesia adalah negara agraris dengan 200juta lahan dan 25% digunakan untuk aktivitas pertanian. Kegiatan pertanian ini mengambil peran penting dalam ekonomi nasional dengan kontribusinya pada Gross Domestic Product (GDP) sebesar 15,4% (Anggarendra, 2016). Aktivitas pertanian yang dilakukan umumnya pada tanman pangan dan hortikultura, dengan budidaya pertanian lahan terbuka. Sistem pengelolaan pertanian lahan terbuka ini sangat erat kaitannya dengan dinamika perubahan iklim dan kondisi lingkungan.
Pertanian presisi menjadi kunci dalam penerapan sistem pertanian efisien yang menggunakan informasi untuk setiap proses pengambilan keputusan secara terukur dan jelas. Proses pembelajaran penerapan sistem pertanian presisi ini melalui proses yang tidak mudah, butuh usaha dan pembiasaan serta pengetahuan mengenai faktor-faktor pendukung lainya.
Memahami proses yang mempengaruhi proses belajar dan adaptasi dalam menerapkan sistem pertanian presisi menjadi penting sebagai langkah awal untuk mewujudkan sistem pertanian presisi yang sepadan dan inovatif. Pada paper yang ditulis oleh Eastwood (2009), yang berjudul “Farmers as co-developers of innovative precision farming systems” akan coba kita bahas studi kasus di petani australia seperti apa prosesnya.
Penerapan konsep pertanian presisi dengan mengadopsi Teknologi cloud sudah dapat diwujudkan untuk membantu mengoptimalkan proses produksi pertanian. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penerapannya adalah aspek keberlanjutan (sustainability). Dari sisi teknis, hardware dan software, serta data dan informasi pendukung (infoware), pertanian presisi dapat di adaptasikan untuk dapat diterapkan pada pertanian tropis baik untuk sistem konvensional maupun CF. Sedangkan dari sisi budaya, ada manusia (humanware), organisasi kelembagaan (organoware), masih perlu untuk dikaji lebih lanjut. Model keterkaitan antar sub-sistem dan strategi implementasi dapat dilihat pada Gambar 3.3. Tahapan dan berikut dengan kaitannya dengan pemanfaatan sumber daya alam untuk proses produksi akan dijelaskan lebih lanjut.
Proses produksi pertanian sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan sumberdaya alam. Keterbatasan ketersediaan air ini menuntut sebuah sistem pertanian yang mampu mengefisienkan penggunaan air serta tetap mendapatkan output (yield) yang memenuhi target kebutuhan pangan. Selain itu, fenomena perubahan iklim global, perkembangan penduduk yang relatif cepat, serta penurunan alih fungsi lahan ke pemukiman, konsep City Farming (CF) atau Urban Farming menjadi pilihan untuk pemenuhan kebutuhan pangan. Oleh karena itu, pertanian presisi atau Precision agriculture (PA) menjadi salah satu pendekatan yang dapat diadopsi untuk peningkatan produktivitas pertanian dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya dengan penggunaan Teknologi sepadan. Konseptual model hubungan penggunaan sumber daya alam dan adopsi teknologi baru dapat dilihat pada Gambar 1. yang menunjukkan adanya City Farming sebagai salah satu usaha tani yang memanfaatkan teknologi baru serta harus berdampingan dengan sistem pertanian konvensional.
Penelitian mengenai perancangan model prediksi evapotranspirasi ini dipresentasikan di Seminar Nasional Perteta tahun 2017 yang diselenggarakan di Banda Aceh. Adapun ide dasarnya adalah pemanfaatan metode seri waktu atau time series untuk memprediksi Evapotranspirasi referensi (ETo) dalam n-jam kedepan. Pada penelitian ini menggunakan jangka pendek karena meningat penggunaanya sebagai peringatan dalam pengelolaan pertenian pada lahan terbuka.
Adapun detil metode time series yang digunakan adalah SARIMA (Seasonal Autoregressive Integrated Moving Average). Metode SARIMA ini merupakan pengembangan dari ARIMA dengan memfasilitasi faktor musiman (seasonal), sehingga diperolehlah SARIMA. Data yang digunakan adalah data Temperature, Humidity, dan Solar Radiasi dari lahan yang pertanian di Rejeki Tani Home Farming, Jalan Kaliurang Km. 12, Ngaglik, Sleman. Dari data cuaca tersbut diestimasi nilai Evapotranspirasi referensinya menggunakan model FAO-56 Penman Monteith yang akan digunakan sebagai input dalam SARIMA. Adapun parameter model SARIMA yang diperoleh adalah SARIMA (2, 1, 2)(1, 1, 1)24 yang akan dilihat sejauhmana kinerjanya untuk prediksi.
Komentar Terbaru