Irigasi menjadi bagian penting dalam kegiatan usaha tani. Seiring dengan semakin terbatasnya sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian tersebut, petani modern mulai menerapkan metode pemberian air pada tanaman budidaya secara presisi, yaitu sebuah cara pemberian air yang menggunakan dasar ukuran tertentu. Dengan kata lain, pemberian air tidak dilakukan semaunya, tetapi didasarkan atas kebutuhan tumbuh tanaman. Untuk tujuan tersebut, penerapan sistem pengaturan pada pemberian air irigasi banyak dikembangkan.
features
Salah satu bentuk pengelolaan irigasi adalah pengamatan dan pencatatan tinggi muka air pada bangunan ukur debit, kegiatan ini biasanya dilakukan secara manual. Salah satu kelemahan pencatatan secara manual ini adalah kurang efektif dan efisien seringkali petugas tidak teliti dan lupa dalam membaca tinggi muka air. Perlu adanya alat pemantau tinggi muka air secara otomatis dan real-time khususnya untuk saluran irigasi sekunder dan tersier untuk memudahkan pemantauan dan pencatatan serta untuk mencapai pengelolaan jaringan irigasi yang efektif dan efisien guna mendukung program modernisasi irigasi.
Label Indonesia sebagai negara agraris perlu dikaji ulang dengan memperhatikan berbagai faktor dan fakta yang ada saat ini. “Orang bilang tanah kita tanah surga .. tongkat kayu dan batu jadi tanaman” merupakan penggalan lirik lagu “Kolam Susu” yang dinyanyikan Koes Plus pada era tahun 70’an, pastinya sudah tidak cocok lagi dengan kondisi sekarang. Pekerjaan sebagai petani tidak lagi memberikan kebanggaan pada diri sendiri, keluarga maupun masyarakat. Apalagi kalau sektor ini menjadi mata pencaharian utama untuk mendukung ekonomi keluarga, bisa dikatakan bahwa keluarga petani masih berada di bawah batas hidup yang layak. Sebenarnya kalau kita melihat angka-angka capaian dalam indikator pembangunan pertanian Indonesia, antara lain; produktivitas tanaman pangan pokok, rasio impor – ekspor dan indeks daya saing produk pertanian, nilai tukar petani, sumbangan PDB sektor pertanian dibanding dengan sektor lain, serta laju konversi lahan pertanian menjadi non-pertanian per tahun, memberikan kesimpulan bahwa kita harus melakukan perubahan paradigma (reorientasi dan re-design) pembangunan pertanian yang paling mendasar.
Yogyakarta, 6 Juli 2020. Mahasiswa Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada meraih Juara 1 dalam kegiatan Lomba Karya Tulis Ilmiah Agritech Exhibition 2020 dengan tema “SDGs 2030: Inovasi Generasi Milenial untuk Pertanian Visioner”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring penuh dikerenakan pandemi Covid-19.
Sobat Smart Farmer, berikut ini kami sajikan poster penelitian mengenai pengembangn sistem monitoring pertumbuhan tanaman berbasis jaringan sensor nirkabel yang digunakan pada budidaya hidroponik di plant factory. Penelitian ini dilaksanakan oleh Zaidan Alif Muttaqin melalui skema penelitian kerjasama Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada dengan Faculty of Engineering and Agroindustry, Maejo University, Thailand. Penelitian ini difokuskan pada perancangan dan evaluasi kinerja sistem monitoring. Evaluasi kinerjanya pada budidaya tanaman sayur di plant factory skala Lab di Maejo Thailand.
Penelitian mengenai pemanfaatan informasi dalam sistem produksi pertanian saat ini mendapatkan perhatian khusus, dengan maraknya pendekatan penelitian berbasis penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Information and communication technology). Penggunaan teknologi in imemungkinkan perekaman secara mendetil proses-proses yang terlibat mulai dari hulu sampai dengan hilir, mulai dari lingkungan (environment) juga sampai pada tanaman (crop). Data yang disimpan dalam basis data (database) semakin lama semakin besar, seiring berjalannya waktu pengamatan dalam proses produksi. Analisis data yang tersimpan dalam jumlah besar biasa disebut dengan Big Data Analysis atau analisis data besar.



Field Monitoring System adalah alat yang digunakan untuk mengukur kondisi agroklimat pada lokasi yang spesifik. Dengan memasang peralatan ini, maka kita dapat mengamati kondisi lingkungan setempat secara online. Sensor lingkungan yang dipasang pada FMS ini antara lain: Temperature, Humiditi, Solar radiasi, Karbon dioksida, dan kelembaban tanah. Sensor-sensor lain juga dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan budidaya tanaman.
Field Monitoring System (FMS) adalah alat yang didesain untuk melakukan fungsi pengamataan kondisi lingkungan pada tanaman budidaya. Alat ini tersusun atas development board Arduino yang diprogram untuk berkomunikasi secara intensif dengan api di server dalam menjalankan fitur online data logging system. Data hasil pengukuran disimpan secara langsung di database yang tersimpan di server, demikian juga pengaturan interval pembacaan sensor yang dapat secara fleksibel diubah melalui web applikasi.